22 Agustus, 2009

Refleksi:

Berita miris sering menjadi titik tolak yang membawa manusia untuk kembali berfikir akan makna hidup. Nafas bukan lagi sekedar aliran udara yang bersirkulasi dalam tubuh. Jiwa tak hanya sebuah makna kosong tanpa arti. Rasionalitas telah terjungkal oleh belenggu kenyataan yang jauh dari alam pikiran. Ipat, teman yang belum lama bergabung dalam satu korps kerja, Panasonic. Dia terbaring lemah tak berdaya.

Ini bukan berita pertama yang kualami setelah mengijakkan kaki di bumi Batam. Beberapa bulan lalu orang tua teman satu rekrutan dari Jogja, Ima meninggal dunia. Setelah itu datang kabar seorang teman, Manungkol juga tergelak dipinggir jalan setalah ditabrak lari. Tak berapa lama nafas terkahir juga menyela, meninggal dirumah sakit Otorita. Berita miris datang kepada orang-orang dekat kita, sebuah titik kecil bagi sang pencipta yang mampu membawa kira merenung kembali akan makna hidup.

Hidup, Jalan milik Tuhan, Berbagi jalan untuk Manusia.
Hidup tak jarang dimaknai sebagai keberadaan fisik. Pendapat ini setidaknya diamini oleh para penganut faham meterialis. Hidup adalah dunia, tanpa ada sebelum dan setelahnya. Berbeda dengan kehidupan kita, hidup adalah sebuah rangkaian dari yang sebelumnya (Tuhan/Kebaikan) dan akan berujung pada setelahnya, Tuhan (abadi atauau kematian kekal. Sebagian orang menempatkan hidup seperti dua titik, kosong dan ada. Kosong saat kita tak mengisinya dengan berbagai makna psoitif dan hidup jika melakukan hal yang sebaliknya, berbuat sesuatu untuk orang lain.

Refleksi, perenungan adalah saat dimana manusai mengosongkan segala pikiran dan mengisinya kembali setelah melakukan pembedahan kritis dari setiap perjalanan hidupnya. Kematian dari manusia tercinta atau pun belenggu yang menimpa teman-teman dekat, kadang menjadi medium yang sering membawa manusia pada situasi perenungan. Kematian seorang orang tercinta kadang membawa kita pada ke-ada-an kita. Ini yang terlihat saat sahabat kita tertipa berita duka, kita saling berbagi memberi atau saling mengulurkan tangan. Refleks sosial dari hati terhadap sesama.

Berbagi, dalam bahasa sederhana dapat kita arikan memberikan sebagian dari yang kita punya untuk sesama. Namun sering konsep berbagi dipahami dalam arti materil. Inilah yang tampak dari kita saat ada hal yang mengganjal. Tak perlu dipungkiri semanagt seluruh komunitas pekerja Panasonic saat memberikan donasi duka. Tapi sayang sebagai komunitas pekerja yang sangat besar kita kadang terlupa akan sebuah sebab yang mendasar. Apa arti sesungguhnya donasi yang selama ini terlah berjalan? Pertanyaan sederhana yang mungkin bisa membawa kita pada sebuah alam sadar.

Pertanyaan sederhana ini sesungguhnya muncul atas sebuah refleksi. Saat dimana seorang teman terbaring di rumah sakit tapi tak punya kempuan membeli obat yang lebih baik demi keselamatan jiwanya. Atau mungkin sebuah berita duka datang dan butuh untuk kembali, namun harus berfikir seribu kali, ongkos dari mana? Ini adalah sebuah realitas yang membawa kita pada sebuah arti donasi, berbagi saling merasakan.
Namun pernahkah kita merenung, beban yang kita alami juga seharusnya merupakan beban dari sebuah raksasa yang lebih besar dan tentunya bukan kita? Disinilah kita lupa bahwa kita tak pernah berbagi dengan sungguh-sungguh memikirkan kenapa kita menjadi sangat penting untuk berfikir akan subuah donasi yang sungguh mulia itu. Akhir kata, jika ada waktu marilah sedikit merenung dan coba mencari siapa yang seharusnya menjadi donatur kita saat dalam kemalangan, kedukaan? Kalo pun aku harus menjawab, aku hanya bisa mengatakan donsiku hanyalah receh kecil bagi ‘sesuatu’ yang pada dasarnya harus menjadi penyumbang kita. “ciptaan terbesar’ yang berubah jadi raksasa berwajah manis.

Sebuah kesadaran baru, dimana kita perlu untuk berbagi dalam banyak hal, terutama ide, cita-cita atau mungkin juga keluahan. Ini akan mebawa kita pada dunia yang sesungguhnya. Dunia dimana ruang-ruang jalur saraf dan hati menjadi saling menyatu untuk satu tujuan, dunia dimana kita mengingjakkan kaki yang bernama berbagi. Salam teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Horas!!!