12 Agustus, 2009

PUK SPMI, Panasonic Electronic Devices Batam: Semangat Baru, Harapan Baru

Setengah tahun sudah berjalan tertatih-tatih, akibat beberapa pengurus tidak lagi aktif dalam struktur. Ada yang pergi kerena harus melakoni studi kenegeri Sakura, dan sebagaian lagi memilih untuk tidak aktif. Namun kesadaran akan pentingnya sebuah organisasi dalam membangun, menjaga dan memperjuangkan hak- hak buruh, menjadi pemicu utama untuk bangkit kembali. Mengumpulkan serpihan yang masih tertinggal dan mencoba menyusunnya menjadi satu wadah yang apik.

Mulanya hanya sekedar obralan kecil dibawah tangga, area smoking. Satu persatu, amunisi yang masih tertinggal memulai diskusi, dengan mengawalinya lewat sebatang rokok. Ntah celetukan apa yang akhirnya membawa hingga semuanya berjalan begitu kencang dan berubah diskusi panjang yang berlanjut dari break ke istirahat berikutnya.

Andi Ristanto yang akrab disapa bung Andi, salah satu penghuni Inductive Departement melihat kelemahan paling utama belakangan ini adalah internal kepengurusan. Termasuk didalamnya kebolongan dalam struktur. “Kondisi tidak lengkapnya struktur bisa jadi merupakan biangkerok lambatnya setiap program berjalan” ungkap pria asli sunda, dengan gelak tawa sambil mengulagi kata biangkerok. Sementara Saudara Nainggolan dari Resistor Departement, melihat bahwa pola kerja yang belum teratur, ditambah dengan minimnya informasi tentang kinerja kepengurusan membuat tak banyak orang yang mengerti tentang oraganisasi ini. Termasuk baik buruknya, jika masuk dalam organisasi ini. " Butuh pembenahan yang lebih baik dalam hal informasi, sehingga kinerja kepengurusan dapat tersampaikan kepada anggota. Dan ini penting." tandas pria bertubuh kurus ini.

Sebuah diskusi kasak kusuk bawah tangga, akhirnya mengusulkan sebuah pertemuan bersama. Untuk mengetahui pandangan yang lebih banyak dari berbagai pengurus maupun anggota.

Tanggal 22 Juni 2007, pukul 4.30 WIB, Alam terbuka pojok Panasonic, dekat lapangan sepakbola menjadi pilihan tempat pertemuan. Hadir beberapa pengurus yang sekalian juga menjadi wakil dari lima departemen. Diawali dengan pembukaan dari moderator, Benhard Simanjuntak yang juga sekretaris PUK PT. Panasonic Electronic Devices Batam (PT. PED-Batam), dengan memperkenalkan para pengurus yang masih tingal dan aktif. Perkenalan ini juga menjadi ajang romantisme, bagi pengurus lama, untuk menyampaikan keluh – kesah, pahit - manisnya menjadi bagian utama dalam kepengrusan organisasi ini.

Dia mengambil contoh, saat Tsunami menerjang bagian paling barat Negeri ini, PT. PUK PED-Batam relatif singkat mengugah penghuni pabrik ini member bantuan kepada korban Tsunami. "Dana yang terkumpul cukup lumayan, 23 juta rupiah, jumlah memang tak seberapa, tapi sosisal sense yang terbangun adalah menjadi tujuan kita bersama." papar Benhard. "Hal sama juga dilakukan saat Gempa besar meluluhlantakkan kota Gudeg, Yogja. PUK juga memberikan sumbangan kepada karyawan yang merupakan keluarga langsung dari korban gempa ini. Memang jumlah 500.000 rupiah per orang, paling hanya ongkos sekali berangkat pulang itu pun kalo cukup. Tapi rasa kebersamaan, sependeritaan dalam setiap problem yang kita hadapai adalah penghiburan yang paling besar untuk kita semua." lanjutnya.

Henky, Bendahara PT. PUK PED-Batam pun turut bicara. “Sayang overtime telah menjadi bius mujarab, membuat banyak orang jadi lupa diri. Lupa, jika semua itu hanya bersifat sesaat, lupa kita juga menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar. Kemanusiaan.” katanya.

Masalahnya, walaupun organisasi ini telah tumbuh sejak awal tahun 2004, dan telah turut serta menjalankan fungsi sosial semacam itu. Perusahaan tempatnya tumbuh terseok-seok belum mengaggapnya sebagai mitra seutuhnya dalam membangun perusahaan dari dalam.Misalnya saja, niat baik untuk memperkenalkan susunan pengurus, lewat penyampaian organitation chart dan copi pencataan, pihak manajemen serta merta menolaknya.

Belum selesai dengan romantisme, beberapa anggota yang hadir dalam pertemuan mulai merasa resah. Lihat kiri, lihat kanan, ternyata satu persatu tanpa sadar sudah dalam siaga kipas mengipas tubuh. “ Panas sekali, udah dipercepat aja.” lempar Yosua Siahaan pelan kepada peserta lain. “Sepertinya sudah saatnya kita meminta ruang khusus, biar agak adem, kayak office sana.” timpal peserta lain.

Suara grasak-grusuk, akhirnya mulai mereda saat Ketua PUK PT. PED-Batam memberikan pengarahan. Yudi dalam pemaparan singkatnya mengingatkan, pentingnya arti PUK PT. PED-Batam dalam menjamin kelangsungan setiap pekerja. Sehingga diharapkan, semua struktur, anggota bisa lebih bekerja keras untuk mencapai tujuan bersama, termasuk demi kemajuan perusahaan. "Teman - teman seharusnya lebih pro aktif untuk melihat sekitar anda, memberikan masukan, bekerja bersama dan bersatu. Dengan ini kita akan lebih mudah menjalankan setiap visi kedepan." tandasnya. Dalam pandangannya perjalanan kepengurusan, pola kerja bekerja lebih bersifat personal. Misalnya, ketika salah satu anggota mengalami masalah, kecendrungannya korbanlah yang datang secara personal kepada pengurus.


Padahal, setiap departemen telah memiliki struktur dan badan koordinasi (bakor) yang fungsinya mengkoordinasikan semua anggota yang berada di departemen masing-masing. Namun, yang sering muncul, ketika kasus mendera anggota, bakor tak pernah ada yang menjadi pendamping saat hendak menyelesaikan persoalan. Akibatnya, sering sekali persoalan diselesaikan secara pribadi oleh pengurus yang ada dalam struktur. " Padahal harusnya yang maju adalah pengurus secara kolektif. Karena suaranya yang semakin keras, suasana pun pelan- pelan berubah menjadi kaku, serius dan miskin senyum.

Tak berapa lama, kekakuan sepertinya mulai terbaca Yudi. Suasana mulai mencair saat ketua bertubuh tambun ini bertanya kepada peserta. " Siapa diantara anda yang memiliki handphone atau Televisi Panasonic?" Satu sama lain saling melongok. Tak ada yang bicara, tak juga tunjuk jari. Tak lama Yudi mengatakan kalau Eko Permadi dari Speaker Departement punya handphone Panasonic dari jaman butut yang sudah tak laku jual. " Saya tahu kalo bung Eko punya handphone Panasonic, tapi karena butut ya ndak mau ngaku." tandasnya sambil tersenyum sipu. Suatu realitas, dimana hidup dalam industri dengan basis kapital besar tak cukup mampu memberikan tingkat kesejahtraan bagi pekerjanya. Bahkan untuk memiliki barang yang menjadi produk perusahaan tempat bekerjanya tak mampu. " Beli TV merek kita punya, wah mimpi mungkin, terutama bagi kami yang sudah berumah tangga begini." celetuk salah satu peserta perempuan yang hadir disana. “Kenyataan ini harusnya membawa kita pada kesatuan, Dengan ini kita akan lebih kuat." tegas Yudi mengakhiri orasi singkatnya.

Semua masih saling bercanda, saling menceritakan nasib satu sama lain, melanjutkan celetukan tentang handphone butut Panasonic milik Sonson Hingga Benhard moderator, melanjutkan sesi berikutnya. Membicarakan nasib PUK PT. PED-Batam kedepan, dengan kekuatan yang masih tersisa. Tak banyak aling - aling, Benhard memberikan tiga opsi kepada seluruh peserta, pertama pembenahan dengan melengkapi susunan kepengurusan yang telah ditinggal oleh beberapa pengurusanya. Kedua, melakukan pemilihan ulang terhadap seluruh pengurus. Dan ini artinya adalah mempercepat musawarah unit kerja (Musnik) pemilihan pengurus. Dan yang terakhir, yaitu pilihan dramatis, bubarkan PUK PT. PED-Batam.

Opsi terakhir sudah terucap, respon langsung muncul dari peserta. Respon kasak kusuk. Mungkin tak satu pun mengira jika pengurus lama bakal menelorkan pilihan dramatis seperti itu. Misalnya, dari Speaker Departemen, menanggapi langsung. “Kita tidak bisa mengambil opsi yang demikian, karena biar bagaimana pun PUK merupakan wadah yang baik untuk menjamin hak- hak buruh.” Kata Rumi, perempuan yang sudah lebih 10 tahun mengabdi di PT. PED-Batam ini. “Cuma yang perlu dilakukan mari kita benahi, untuk itu kami pilih opsi pertama.” ajaknya dengan semangat.


Suara tanggapan pertama muncul, satu persatu dari wakil departemen lain pun dengan cepat mengambil giliran untuk mengungkapkan pandangannya. Namun, hampir semua utusan Departemen mengeluarkan suara senada, pembenahan dengan melengkapi kepengurusan.

Hanya satu, Inductave Departement sedikit berbeda. Andi, setelah melalui bisik-bisik dengan sesama anggota dari Inductive, akhirnya mengeluarkan suaranya. Regenerasi sekaligus penyegaran seluruh susunan pengurus menjadi alasan pemilihan opsi ini. “Biar bagaimana pun regenerasi dengan memasukkan anggota muda dan berenergi tinggi sangat penting dalam membangun mobilitas didalam PUK.” tandasnya.

Tak lama, tiba-tiba ada rombongan yang datang, bersama Henky. Tubuhnya tambun, gemuk, bajunya pun lain. “Sepertinya ini bukan dari PED-BT. “ Wah ..apa ada pembicara khusus, udah jam berapa ini?” tanya Ratna, peserta pertemuan ke teman disampingnya. Ntah merasa pening memikirkan langit yang makin gelap, atau perasaan senang atas kedatangan tamu. Suara berisik mulai bermunculan ditengah forum. “Ehmm, kita kedatangan saudara dari Panasonic Shikoku dan MKPI.” katanya mengheningkan suara. “Mereka datang untuk memberikan semangat kepada kita untuk tetap bersatu, membangun PUK.” lanjutnya. Tak panjang mereka bercerita tentang pengalaman lintas organisasi masing-masing. Ting tong ... Bunyi bel. Undangan yang lagi semangat berbicara, berhenti dan bertanya. “Bunyi apa itu?” ujar Agus, ketua PSECB yang baru terpilih menhentikan pembicaraan. “ Biasa, bel yang memerintahkan kalo kita sudah bisa makan, bagi shift second berbunyi, jam 6.30.” sahut Henky. “Sudah larut, kami cuma berharap kita dapat berjalan bersama membangun solidaritas yang lebih kuat demi kepentingan pekerja dan juga perusahaan tentunya.” Katanya sambil duduk.

“Untuk saat ini saya rasa cukup, minggu depan kita lanjutkan, untuk mengambil keputusan sesuai dengan ketiga opsi yang ditawarkan tadi.” sahut Benhard menutup pertemuan.


Seminggu sudah berlalu, tanggal 29 Juni 2007, jam yang sama dengan sebelumnya, peserta sudah berdatangan. Dan jumlahnya lebih banyak yang datang dari minggu lalu. Yudi membuka forum dengan wajah senyum bangga. “ Hari kita hadir dengan jumlah yang cukup banyak, mudah-mudahan ini pertanda baik.” paparnya.

“Minggu lalu, kita sudah mendengar pandangan dari setiap wakil departemen. Dan, dari semua itu, opsi yang kita pilih mayoritas adalah melalukan pembenahan dengan mengisi komposisi kepengurusan yang ada. “ Tapi tak menutup kemungkinan, juga ada semacam reposisi bagi pengurus yang ada didalamnya.” Tambah dia. “Sekarang saya buka dan persilahkan setiap departemen mengajukan calonnya.” Awalnya saling menunggu, hingga akhirnya Irfan menimpali. “Inilah kita, saat datang, semuanya diam. Dan tak ada yang bisa langsung unjuk diri siap menjadi pengurus.” Suasana hening begitu lama. Hingga akhirnya Henky angkat bicara. “Jika, seperti ini kenapa kita harus memilih opsi pertama, kenapa bukan yang ketiga, bubarkan saja!” tegasnya.

Mengurangi ketegangan, Benhard muncul dengan menawarkan solusi dengan memberikan waktu bagi departemen koordinasi singkat, untuk mengusulkan calonnya. Manjur, tak sampai 10 menit, semua departemen sudah mengusulkan calonnya. Satu persatu posisi lowong akhirnya terisi.

Menurut rencana secepatnya pengurus baru ini akan dilantik. Forum meminta pengurus baru secepatnya menyusun daftar pengurus ini. Untuk selanjutnya menyerahkan kepada Manajemen Panasonic Electronic Devices Batam. Lebih awal dari pertemuan pertama, jam baru menunjukkan pukul 18.00 WIB. Rapat telah selesai. Ditandai dengan kata penutup dari Ketua. “Sekarang kita sudah muncul dengan orang-orang baru, harapannya ini menjadi momentum munuju visi perjuangan yang kita harapkan.” Tutupnya (Pius Nainggolan)

Tulisan ini disarikan dari perjalanan menuju Muker PUK Panasonic Electronic Devices Batam, 2008, Politeknik Batam-Batam Center

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Horas!!!