28 Agustus, 2009

KRITERIA DAN PROSEDUR ANALITIS DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN MENGENAI INVESTASI YANG DIUSULKAN

Disusun oleh :
SWANRO PIUS.P.NAINGGOLAN
CHRISNA HADI BASKORO

Hasil yang paling dari menerima atau menolak usulan-usulan yang terutama berdasarkan pada bagaimana pentingnya usulan itu ialah bahwa rencana pengangguran modal tampaknya berubah menjadi suatu kontes kepribadian. Bagian terbesar dari uang modal-pengeluaran akan pergi ke Kepala-kepala divisi yang paling pandai bicara dan paling ngotot dalam mengajukannya daripada kepada mereka yang telah mempergunakan waktu dan usaha untuk membuat perkiraan perkiraan yang obyektif mengenai nilai ekonomis proyek itu.
Hasilnya adalah bahwa semua proyek muncul untuk dibahas dalam suasana terburu-buru dan darurat, dengan ruang lingkup yang penuh dengan seni membujuk dan menasihati। Tidak hanya proyek yang kelayakan ekonomisnya meragukan akan diajukan supaya diterima, tetapi juga proporsi investasi yang besar yang bisa menghasilkan penghematan besar dan keuntungan tinggi mungkin ditunda untuk waktu yang tidak tertentu।


Meskipun investasi dalam bentuk aset fisik terlihat di dalam keadaan sebenarnya yang dijelaskan secara singkat, konsep yang diberikan dapat diterapkan secara luas untuk segala macam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, kita melihat lebih khusus pada konsep yang relevan keputusan untuk jenis investasi yang begitu sering diperlukan jika terdapat alternatif teknik.

I. Kriteria Keputusan
Jelasnya, kriteria itu harus digunakan pada perbedaan dalam konsekuensi yang diperoleh dari pilihan di antara alternatif yang berlainan।

Dengan referensi pada usulan untuk investasi alternatif dalam bentuk aset fisik, telah dinyatakan bahwa konsekuensi dari sebuah pilihan harus dinyatakan sejauh yang dapat dilakukan dalam bentuk aliran dana (atau angka-angka moneter lainnya) pada titik waktu yang dinyatakan। Disarankan dalam hal ini bahwa harus selalu ada kriteria primer yang diterapkan pada angka-angka moneter itu. Dalam berhubungan dengan jenis-jenis usulan tertentu, bisa juga lebih disukai untuk mempunyai satu atau lebih kreiteria tambahan atau sekunder yang diterapkan pada angka-angka moneter tersebut.

Dinyatakan diatas bahwa tidak semua konsekuensi keputusan yang prospektif mengenai investasi dalam aset fisik dapat disederhanakan menjadi bentuk angka moneter. Bobot sering perlu untuk diberikan pada kata yang tak dapat di sederhanakan itu. Hal itu menyebabkan bahwa bisa terdapat kriteria sekunder untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan dalam konsekuensi perkiraan yang belum dinyatakan dalam angka-angka moneter.

I.1. Kriteria Primer
Kriteria primer yang digunakan dalam sebuah pilihan diantara alternatif usul-usul investasi dalam aset fisik harus dipilih dengan tujuan untuk membuat penggunaan terbaik dari sumber daya yang terbatas। Apakah kita berpikir mengenai sebuah individu, keluarga, kegiatan bisnis, atau sebuah unit pemerintah seperti sebuah kota, negara bagian, atau bangsa, biasanya benar bahwa pada setiap saat terdapat keterbatasan sumber daya yang ada yang dapat diberikan untuk investasi dalam bentuk aset fisik.

Sumber-sumber daya yang terbatas itu bisa berbagai macam, seperti tanah, buruh, atau bahan-bahan। Tetapi karena pasar memberikan pada kita penilaian uang terhadap kebanyakan sumber-sumber itu, biasanya beralasan untuk menyatakan pembatasan keseluruhan dalam bentuk uang.

Dalam mengevaluasi investasi yang diusulkan, pertanyaan yang harus dinyatakan apakah investasi itu cukup produktif, segala sesuatunya dipertimbangkan. “Cukup produktif” bisa ditafsirkan sebagai menghasilkan suatu pengembalian modal yang memadai jika dibandingkan dengan satu atau lebih alternatif yang disebutkan.
Paper ini akan mengasumsikan bahwa sebuah keputusan dapat dan telah dibuat pada tingkat suku bunga minimum yang menguntungkan untuk setiap keadaan dan bahwa keputusan ini adalah dasar untuk kriteria primer yang digunakan untuk keputusan investasi।

Kita akan melihat bahwa kita perlu untuk menggunakan matematika mengenai bunga majemuk untuk mengunakan kriteria primer yang berdasarkan pada tingkat bunga minimum yang menguntungkan. Empat cara yang berhubungan dengan I* (tingkat bunga) yang berlainan untuk melaksanakan kriteria ini adalah:
1. Aliran dana tahunan uniform ekivalen (Equivalent Uniform Annual Cash flow), dengan tingkat bunga minimum menguntungkan I* yang ditentukan sebelumnya sebagai tingkat suku bunga.
2. Nilai sekarang (Present Worth), dengan tingkat bunga minimum yang menguntungkan I* yang telah ditentukan sebelumnya sebagai tingkat suku bunga.
3. Tingkat pengembalian prospektif (rate of return) dengan tingkat bunga yang dihitung dan dibandingkan dengan tingkat bunga minimum I* yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Rasio manfaat-ongkos (Benefit – Cost Ratio), dengan tingkat bunga minimum menguntungkan I* yang telah ditentukan sebelumnya digunakan sebagai tingkat suku bunga.

Ditunjukan pada cara-cara diatas bahwa dengan satu input yang sama, maka keempat metode itu mengarah kepada sebuah kesimpulan yang sama yaitu apakah kriteria primer telah dipenuhi atau belum.
Dimana pajak pendapatan dipungut, pajak semacam itu cenderung mengurangi tingkat suku bunga dari investasi di aset-aset fisik। Namun, Undang-undang dan peraturan pajak pendapatan jenis investasi tertentu dibandingkan dengan jenis lainnya; untuk berbagai alasan yang berhubungan dengan hal-hal teknis dari pajak pendapatan; tingkat bunga setelah pajak pajak bukan merupakan persentase yang tetap dari bunga sebelum pajak.

Secara prinsip, diperoleh bahwa konsekuensi pajak pendapatan dari investasi yang diusulkan harus diperkirakan, dan bahwa tingkat suku bunga minimum menguntungkan yang ditetapkan pada industri swasta haruslah tingkat suku bunga setelah pajak dan bukan tingkat suku bunga sebelum pajak.
Penggunaan tingkat bunga minimum yang menguntungkan setelah pajak digambarkan dalam contoh yang dimulai dengan menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang disederhanakan mengenai hubungan antara aliran dana sebelum pajak dan setelah pajak.

Pembahasan mengenai kerumitan kritis dari cara-cara dimana pajak pendapatan mempengaruhi keuntungan-keuntungan relatif dari investasi yang diusulkan ditunda. Sebagai contoh, dengan menggunakan tingkat bunga minimum yang menguntungkan setelah-pajak, kriteria primer bisa dinyatakan dengan aturan keputusan sebagai “meminimumkan ongkos untuk memperoleh sejumlah tertentu barang atau jasa.”

I.2. Kriteria Sekunder
Perkiraan-perkiraan yang paling telitipun dari konsekuensi moneter dalam memilih alternatif yang berlainan ternyata hampir pasti tidak tepat. Sering berguna untuk seorang pengambil keputusan menggunakan kriteria sekunder yang mencerminkan tidak adanya kepastian yang berhubungan dengan semua perkiraan-perkiraan di masa yang akan datang.

Keputusan-keputusan diantara alternatif investasi harus memberikan bobot untuk setiap perbedaan dalam konsekuensi yang belum disederhanakan ke dalam bentuk uang maupun dalam konsekuensi yang telah dinyatakan dalam bentuk uang।

Dicetakan kedua dari Engineering Economics-nya, yang diterbitkan tahun 1923, Profesor J।C.L. Fish menggunakan frasa “data yang tak dapat disederhanakan dari persoalan investasi” untuk digunakan pada perbedaan-perbedaan prospektif diantara alternatif yang tidak disederhanakan menjadi penerimaan-penerimaan dan pembayaran-pembayaran yang diperkirakan untuk maksud-maksud analisa. Kata-kata lain yang telah digunakan untuk perbedaan non-moneter seperti itu adalah “faktor-faktor penilaian” , “tak terduga’ , dan “tak dapat dilihat”.

Tak ada kata lain atau frasa pendek yang dengan sendirinya membawa ide yang tepat dari suatu yang relevan dalam keputusan tertentu tetapi belum dinayatakan dalam bentuk uang karena sesuatu hal atau yang lainnya। Seiring tidak banyak dipercaya oleh seorang analisis bahwa perbedaan yang dipertanyakan akhirnya tidak akan mempengaruhi penerimaan dan pembayaran karena dia tidak mempunyai dasar kepuasan untuk memperkirakan berapa banyak pengaruhnya pada aliran dana dan kapan pengaruhnya pada aliran dana dan kapan pengaruh ini akan terjadi.

Didalam buku ini kita telah memilih untuk menggunakan hal-hal yang dapat disederhanakan atau data yang tak dapat disederhanakan di dalam pengertian teknik khusus dari perbedaan-perbedaan yang relevan terhadap konsekuensi yang diharapkan dari sebuah keputusan yang belum disederhanakan ke dalam bentuk uang।

Ada dua alasan untuk pemilihan, satu alasan bersifat historis, ialah bahwa pemakaian ini mulai sejak tahun 1923। Alasan lain ialah bahwa kata atau frasa itu tidak umum digunakan dalam pembicaraan sehari-hari dan oleh sebab itu mempunyai arti populer yang berbeda yang bisa menjadi sebab salah taksirannya.
Hal-hal yang tidak dapat disederhanakan mungkin memainkan bagian yang sangat besar di dalam keputusan-keputusan investasi pribadi। Sebagai contoh, pertimbangkan pilihan antara memiliki sebuah rumah atau menyewa. Jelas bahwa banyak aspek persoalan yang harus ditaksir dalam bentuk uang sebagai petunjuk bagi pengambilan keputusan yang tepat.

Namun, hal-hal selera pribadi yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk uang harus diberikan bobot yang tepat di dalam keputusan semacam ini। Jadi kebanggaan memiliki rumah bisa menjadi kepentingan utama bagi sebuah keluarga dan merupakan persoalan pelengkap biasa bagi yang lain.

Untuk alasan yang dibicarakan, hal-hal yang tidak dapat disederhanakan kecil dapat juga diberi bobot yang besar di banyak keputusan oleh pemerintah.

II. Segi Pandangan Sistem
Sering terdapat efek-efek samping yang cenderung diabaikan jika keputusan-keputusan individu dibuat. Untuk mempertimbangkan efek-efek samping rencana semacam itu dengan memadai, mungkin perlu untuk memeriksa antar hubungan diantara sejumlah keputusan setiap keputusan individu bisa dibuat.

Persoalan dasarnya di sini ialah apakah segi pandangan yang terlalu sempit yang diambil dari alternatif yang sedang dibandingkan. Jika efek-efek samping dari sebuah keputusan tidak cukup penting mungkin sebuah studi tentang mereka tidak akan mengubah keputusan mungkin diperlukan untuk memberikan sebuah dasar untuk penilaian mengenai apakah efek-efek samping itu tidak penting.

Pada studi kasus kita dapat lihat pengambilan suatu keputusan, dalam suatu perusahaan listrik yang sudah berjalan 20 tahun berencana memaksimalkan keuntungan dengan jalan menambah energi. Proyek tersebut telah terdapat dua alternatif dalam memperbaharui sumber daya listrik, alternatif pertama disebutkan untuk membeli dan memasang pembangkit listrik yang baru, sedangkan alternatif kedua menyebutkan untuk mengefektifkan pembangkit listrik yang lama dengan jalan meng- elektrifikasi peralatan tersebut.
Ketika perkiraan dana untuk kedua alternatif ini dihitung , terbukti bahwa mengefektikan pembangkit listrik yang lama dananya lebih murah dari pada beli yang baru ,tetapi yang menjadi permasalahan adalah biaya perawatan, apakah jika menggunakan pembangkit yang lama akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar daripada pembangkit listrik yang baru.

Analisa dibuat dalam biaya perawatan, ternyata dengan membeli pembangkit listrik yang baru biaya perawatannya lebih murah, karena pada tahun pertama dan kedua masih mendapat garansi dari perusahaan sedangkan pada pembangkit yang lama karena sudah lama diperlukan biaya perawatan yang lebih.

Kriteria kedua dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk, jika tiap tahun penduduk bertambah , maka akan lebih efektif jika membeli pembangkit listrik yang baru, karena dengan membeli yang baru perusahaan itu akan memiliki dua pembangkit listrik, dan dengan begitu dapat melayani konsumen dengan mudah, tetapi memerlukan tambahan tempat untuk pembangkit yang baru dan menambah pekerja.sedangkan jika perusahaan itu mengelektrifikasi pembangkit listrik yang lama akan mengurangi jumlah karyawan dan dapat menghemat pengeluaran.

Dalam hal tenaga kerja , jika membeli pembangkit listrik yang baru maka akan diperlukan operator yang baru juga, sedangkan pada pembangkit yang lama kita tidak perlu operator yang baru.

Dalam pengambilan keputusan, akhirnya diperlukan beberapa orang (kelompok) untuk membuat keputusan. Pilihan diantara alternatif investasi harus berdasarkan pada kriteria primer yang dipilih. Dalam kasus harus ada kriteria sekunder dalam menyederhanakan pilihan-pilihan yang ada.dalam contoh diatas analisa memihak pada alternatif membeli pembangkit istrik yang baru.

Kesimpulan
Keputusan- keputusan harus berdasarkan kepada konsekuensi yang diharapkan dari alternatif ,semua konsekuensi ini akan terjadi masa depan। Dalam membandingkan alternatif- alternatif lebih disukai membuat konsekuensi- konsekuensi sesuai satu sama lainnya selama masih dapat dilaksanakan. Yaitu konsekuensi itu harus dinyatakan dalam angka dan satuan -satuan yang sama harus digunakan pada angka- angka ini. Dalam keputusan ekonomi satuan uang merupakan Satu- satunya satuan yang memenuhi spesifikasi sebelumnya.

Daftar Pustaka
1. EL। Grant,W।G. Ireson, R.S. Leavenworth,1993, Dasar-Dasar Ekonomi Teknik, edisi 1, PT Melton Putra, Jakarta,hal 20-25.
2. J.C.L. Fish, 1923, engineering economics,jilid 2.
3. M. joyowiyono,1983 , ekonomi teknik (engineering economics),jilid 2.

1 komentar:

Horas!!!