30 September, 2009

Sekilas Deskripsi Berita Kompas dan Majalah Tempo Bulan Juli 2005

Seperti biasa, nias kembali melakukan kliping berita tentang lingkungan terhadap Koran Kompas dan Tempo. Pada kliping kali ini dilakukan lebih spesifik, dengan membagi berita menjadi delapan wilayah. Mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Maluku, Nusatenggra, dan terakhir Papua. Selain pembagian yang didasarkan wilayah, kliping kali ini juga dibagi atas tiga bagian, pertama adalah isu bersifat lokal, kedua berita dengan isu lokal namun implikasi kebijakan nasional. Ketiga adalah berita yang berhubungan dengan lingkungan yang bersifat nasional.

Namun dalam kliping kali ini yang akan coba dideskripsikan adalah berita yang masuk dalam kategori pertama, isu yang bersifat lokal. Dari seluruh berita yang dikliping mencakup berbagai macam tema, mulai dari infrastruktur, kerusakan jembatan sampai pada kelangkaan BBM.

Dari hasil pembacaan sekilas yang dilakukan terhadap seluruh berita yang dimuat oleh kedua media tersebut, dapat dilihat bahwa Sumatra menempati proporsi paling besar. Kecuali beberapa wilayah diatas, Papua dan Maluku, tidak masuk dalam pemberitaan Tempo. Terutama Kompas, sebaran yang menempatkan Sumatra sebagai lahan pemberitaan sangat jauh lebih besar dibanding dengan wilayah lainnya. Mengikuti Sumatra, wilayah kedua yang mendapat porsi terbesar adalah Kalimantan, menyusul Papua ( Kompas), Sulawesi, Nusatenggara, Maluku dn terakhir pulau Bali.

Sementara jika dilihat dari proporsi tema yang dimuat dalam pemberitaan tersebut. Kompas secara keseluruhan memuat berbagai tema yang beragam, dalam suatu wilayah, walaupun tetap memiliki tema yang dominan. Sementara Tempo, secara umum dapat dikatakan menuangkan tema yang hampir sama, yaitu pencemaran lingkungan.

Tema yang dimuat dalam pemberitaan Kompas wilayah Sumatra, menempatkan masalah infrastruktur pada top rangking pemberitaan. Isinya sebagian besar tentang kerusakan jalan, jembatan maupun polemik tentang pembangunaannya, dan satu berita tentang pembukaan kebali sebuah jalan. Peringkat kedua tentang muatan beritanya adalah tentang pertanian. Isinya berkisar tentang kemalangan petani akibat harga yang semakin turun, pembakaran lahan, irigasi dan kemiskinan yang dialami warga sebagai akibatnya.

Selanjutnya disusul dengan pemberitaan perompakan maupun penyeludupan, mulai dari CPO hingga kayu. Berikutnya tentang kesehatan, mulai Flu burung dan kematian bayi akibat kelahiran yang terlalu dini, dan pada akhirnya berujung pada ketidakmampuan ekonomi warga. Setelah itu baru masuk pada isu kerusakan lingkungan, berupa pencemaran, potensi pertambangan yang semakin menurun hingga Ladang Ganja Ditemukan Aceh). Dan terakhir adalah berita tentang Kelangkaan BBM (Palembang), Gangguan Trafo (Palembang), Perburuan Liar Gajah (Lampung).

Sementara Tempo untuk wilayah Sumatra mengulas tentang supplay Energi yang semakin menipis, di Aceh, pengerukan Tambang di Bangka, serta kebakaran hutan di Sumatra.
Untuk Wilayah Kalimantan Kompas menempatkan kerusakan hutan sebagai pemberitaan yang paling sering muncul. Kerusakan ini akibat penebangan liar, kebakaran hutan maupun maraknya penyeludupan kayu. Dan satu diantaranya membahas tentang perlunya lapangan kerja sebagai usaha pengurangan penebagan ilegal oleh masayarakat. Isu kedua yang mucul adalah tentang kesehatan, Flu burung dan rabies. Flu burung berisi tentang kekurangan vaksin diwilayah tersebut. Selanjutnya berisi tentang kerusakan jalan, perompak minyak sawit, kematian penyu akibat jaring nelayan di Kalimantan Timur. Untuk Tempo wilayah Kalimantan memuat sebuah berita tentang pencemaran laut akibat tumpahan minyak.

Papuan dalam ulasan kompas sebagian besar memuat tentang peristiwa yang tenggelamnya kapal Digoel. Isinya mulai dari penyebab, korban, tersangka hingga evakuasi.Mengikuti kecelakaan Digoel, isu selanjutnya adalah tentang potensi kekayaan emas Papua, khususnya wilayah Siriwo, selanjutnya adalah masalah hutan, satwa, dan kesehatan memiliki proporsi yang sama.

Sulawesi dalam pemberitaan Kompas menyajika beritanya dengan menyebar. Temanya mulai dari rencana pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit (Sultengg). Perbatasan, yang berisi tentang minimnya perhatian pemerintah, Kepanikan warga akibat gempa di Sulut, tentang Gunung yang bertambah tinggi akibat letusan. Terakhir adalah tentang relokasi buyat yang tidak manusiawi. Sementara Tempo menempatkan tentang kasus Buyat menjadi satu satunya isu Sulawesi

Nusatenggara dalam Kompas memuat tentang busung lapar, keracunan setelah memakan ikan laut, dan satu lagi tentang perpajakan, ketidakadilan yang dialami oleh pedagang mutiara. Sementara Tempo menyoroti tentang trumbu karang, dalam usaha perbaikan alam bawah laut Komodo.

Dua wilayah dengan proporsi paling sedikit dalam pemberitaan media tersebut adalah Bali dan Maluku. Untuk Maluku, Kompas hanya menempatkan tiga berita. Isinya tentang perdagangan ilegal satwa Nuri, Saluran air yang rusak, dan kesulitan yang dialami pengerajin akibat kelangkaan bahan baku. Bali, tempo memuat tentang pencemaran logam berat di pantai Kuta, yang ditakutkan akan mengancam industri pariwisata. Kompas pun mengangkat isu pencemaran sumur Bedugul, akibat adanya bau belerang.

Nandan, Jogja, 30 Sep 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Horas!!!