30 September, 2009

Akupun Terkejut, PASTI!

Mereka bilang itu pilihan, tapi bagiku itu nekad

Demikianlah pengalaman mengajarkan sesuatu kepadaku ketika ber—ada di Pojok Pusgiwa yang begitu gila itu. Persoalan manusia menjadi pertaruhan dan perdebatan yang selalu ada di dalamnya. Bagaimana tidak, ruangan ini memang diproklamirkan sebagai pers, memakai embel Mahasiswa lagi. Hingga sebutannya pun pers Mahasiswa. Dua kata yang memiliki arti dan tanggungjawab besar. Kita kenal, tahu dan paham apa itu Mahasiswa, demikian juga kiranya pers.

Kedua kata itu, tidak semata mata menjadi klausa, tapi juga sekaligus menjadi frase. Lantas menagapa? Mungkin itulah pertanyaannya. Benar, setidaknya jika dipahami pengertian yang terdapat dalam kedua kata itu tentunya menjadi memiliki pengertian yang jauh lebih dalam dari pada kedua kata itu berdiri sendiri. Mahasiswa, lebih jelasnya dikatakan sebagai manusia intelektual, yang memang memiliki kemampuan membangun rakyat. Lebih progresifnya, adalah golongan kritis dan kreatif terhadap pembelaan rakyat.

Sementara pers memiliki pemahaman lebih pada wadah penyambung lidah (ke-kritis-an) dan juga media pembelaan hak rakyat yang tergilas oleh kekuasaan. Dua pengertia kata yang begitu mulia, itulah identitas kita kini. Tidak bisa tidak, kita menjadi bagian golongan abu - abu (mahasiswa) yang paling berat, setidaknya itu kata Pius.

Jogja, 20 Okt 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Horas!!!